gravatar

H. Musthofa: Pemimpin Ideal Harus Bisa Ngayomi, Ngayemi dan Ngayani

ISK-KUDUS-Bukan merupakan sesuatu yang istimewa, ketika seorang pemimpin mampu memaparkan konsep program-program yang dirancangnya dengan cerdas. Memang, pada umumnya, program tersebut tentunya sangatlah bagus. Tetapi apakah konsep program yang dibuat tersebut sudah pas dengan harapan dan kebutuhan masyarakat?
 
Hal itulah yang menjadi perhatian khusus H. Musthofa semenjak dilantik menjadi Bupati Kudus periode pertama, 30 Juni 2008 silam. Dirinya mengkolaborasikan seluruh elemen jajarannya dalam satu manajemen besar. Ya, disebutkannya sebagai manajemen kolaborasi. Artinya, dari semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) semuanya terfokus pada satu titik, untuk masyarakat!
Memasuki periode kedua kepemimpinannya ini, dirinya senantiasa ‘membudayakan’ untuk terjun langsung bertemu dengan masyarakat, termasuk acara open house. Meski sudah 6 tahun, kebiasaan ini akan terus dilakukannya. Karena baginya, tradisi ini sangat tepat untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh warganya.
”Semua warga Kudus adalah saudara kita semua. Jadi sudah seharusnya saya mendengarkan mereka, untuk tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan,” ujar H. Musthofa di salah satu acara silaturahmi dengan masyarakat.
 
Kemampuan dan kesediaan untuk mendengar inilah yang menjadi kata kunci Musthofa dalam membangun Kudus. Karena sesuai filosofi bahwa manusia dibekali dengan dua telinga dan satu mulut, adalah untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Selain itu, tentunya, dibutuhkan pemikiran cerdas dan implementasi nyata untuk memenuhi harapan warganya.
”Dari setiap acara saya muter ke desa, saya bisa silaturahmi langsung ketemu dengan warga dan tahu kondisinya. Ternyata, banyak hal yang harus kami lakukan, dan terus kami evaluasi,” tambahnya.
Sebagai contoh, di salah satu desa, ada warga yang menghendaki Bupati untuk mengkhitankan anaknya. Hal ini langsung direspon olehnya dengan program khitan gratis bagi warga yang kurang mampu. Ini merupakan satu di antara sekian banyak program pro rakyat yang telah dicanangkannya. Semua bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Kudus yang semakin sejahtera.
”Pemimpin harus bisa ngayomi, ngayemi, dan ngayani. Dan kami akan terus membenahi kekurangan kami sebagai manusia biasa,” pungkasnya.
 

Dari sini jelas, bahwa menurutnya, pemimpin harus bisa memberikan perlindungan bagi warganya (ngayomi) dan memberikan rasa nyaman dalam bekerja dan beraktivitas (ngayemi). Terakhir yaitu ngayani, yang berarti harus bisa memberikan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat yang dipimpinnya. (*)

Sumber:Kudusnews

@Sang Pejuang @John