gravatar

Semangat Mempertahankan Industri Rokok Dipertanyakan


Semangat Mempertahankan Industri Rokok
Dipertanyakan

KUDUS, suaramerdeka.com - Kepentingan
industri rokok lengkap dengan dinamika puluhan
ribu buruh di dalamnya, diminta tidak hanya
disebut saat menjelang Pilbup. Bila hal tersebut
diabaikan, dipastikan akan berdampak pada
penilaian pekerja kepada calon pemimpinnya,
terlepas siapa nanti yang akan terpilih.



Ketua Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau
Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (FSP RTMM SPSI), Andreas Hua,
mengkritik pandangan sejumlah calon yang
mengaku peduli terhadap kemajuan Kudus ke
depan.

Hanya saja, tidak ada yang menyatakan akan
mengawal kepentingan industri rokok dari hulu
ke hilir. "Padahal, membicarakan Kudus tentu
tidak dapat melupakan rokok," ujarnya, Senin
(4/3).

Diakui atau tidak, sektor tersebut memang
terlanjur mewarnai dinamika masyarakat Kota
Keretek selama bertahun-tahun. Meskipun
banyak sektor baru yang kini mulai berkembang
dan dapat dibanggakan kemajuannya, belum ada
yang dapat menggantikan posisi rokok dalam
memberikan kontribusi kepada kawasan di lereng
Gunung Muria itu.

Konstribusi yang dimaksud tentu berupa
penyerapan tenaga kerja, potensi cukai dan pajak
serta geliat perekomomian di dalamnya.
"Industri
rokok masih menjadi napas Kudus, disamping
sektor lainnya yang sudah tumbuh," ungkapnya.

Saat sekarang diperkirakan terdapat 74 ribu
buruh yang bekerja di brak (gudang produksi -
red) baik yang berskala besar maupun rumahan.

Mereka biasanya menjadi sumber penghidupan
bagi beberapa anggota keluarganya.

Jadi, dapat
dibayangkan betapa besar dampaknya bila
industri rokok goyah dan menimpa keluarga
buruh rokok itu.

Para calon yang akan berkompetisi di Pilbup,
diminta untuk tidak melupakan semangat untuk
mempertahankan usaha rokok.

Pasalnya,
berbagai bayangan suram industri rokok sudah
muncul di depan mata. Sederet regulasi
dipastikan akan membangkrutkan pabrik-pabrik
rokok secara sistematis pada masa mendatang.

Di daerah lain, hal itu tentu tidak terlalu
dipusingkan. Kita bicara soal dampaknya di
Kudus, yang memang dikenal sebagai salah satu
pusat industri rokok khususnya Keretek,"
imbuhnya.

#FD