gravatar

MITOS CANDI PRAMBANAN DIBUAT 1 MALAM


Foto: Candi Prambanan Dibuat oleh Seribu JIN..?  Inilah pembodohan luar biasa. Legenda seribu Jin yang menumpulkan peradaban dan kemajuan intelektual di tiap generasi muda bangsa ini. Generasi muda Indonesia, tiba masanya berpikir kritis dan menumbuhkan tradisi riset atas sejarah yang ditinggalkan oleh para leluhurnya. Inilah bangunan yang lebih megah dan bertekhnologi tinggi melebihi gedung tinggi pencakar langit manusia modern! Mahakarya Cipta Para Leluhur!  Mengutip Soekarno melalui doktrin Jasmerah (jangan pernah melupakan sejarah!)-nya, sejarah punya peran besar yang dapat membangunkan spirit peradaban sebuah bangsa. Sejarah dapat menumbuhkan harapan. Membangkitkan kobar motivasi dan daya juang untuk tampil menjadi lebih baik.  Tetapi, sejarah juga punya peran untuk menumpulkan dan memadamkan motivasi. Bahkan berpotensi menumbuhkan kebodohan yang panjang bagi sebuah bangsa. Sehingga sebuah bangsa menjadi tidak maju-maju. Sulit melangkah dan melakukan terobosan.  Salah satunya adalah dengan adanya legenda-legenda atas peninggalan sejarah warisan leluhur. Kisah di balik berdirinya Candi Prambanan hanyalah sekian dari legenda yang punya besar mematikan potensi generasi muda untuk maju.  Dengan pemunculan fakta bahwa Candi Prambanan dibangun oleh sekumpulan Jin, yang dikisahkan secara turun-temurun, bahkan dituliskan dalam buku-buku sekolah sejak kelas Sekolah Dasar (SD), kita pun mewarisi keyakinan buruk bahwa Candi tersebut merupakan Mahakarya para makhluk halus yang berasal dari dunia antah-berantah.  Tiga Hal Buruk Hasil Pembodohan Intelektual  Apa yang terjadi kemudian? Saya menemukan beberapa fakta buruk ini akibat legenda-legenda tidak mendidik ini. Pertama, para generasi muda kemudian tidak memiliki minat untuk meneliti bagaimana sebenarnya bangunan bercita rasa tinggi tersebut dibangun. Dalam sebuah laporan yang saya baca di kompas, bicara soal penelitian, kita sangat kurang stok generasi yang suka penelitian. Jurusan yang berkaitan dengan telaah peninggalan warisan leluhur, justru sepi peminat!  Karena kita meyakini bahwa candi-candi dibuat oleh mahluk halus, kita menjadi merasa takut mengusik bangunan Candi karena takut kuwalat atau dimarahi makhluk yang menungguinya. Walhasil, kita tidak pernah tahu bagaimana candiu itu dibangun. Bagaimana mau tahu, wong mau menelitinya sudah keburu seram benar pikiran. Bagaimana mau menelitinya, wong sudah jelas dibangun oleh Jin.  Kedua, generasi muda didoktrin untuk percaya bahwa untuk menjadi manusia yang maju tidak perlu belajar tinggi-tinggi. Masih ada cara lain yang singkat, yaitu melalui proses supranatural. Jika kamu mau lulus ujian, gampang. Tinggal cari dukun sakti. Maka kamu bisa lulus dengan ilmu kesaktiannya!  Sekarang, kita dapati sangat marak para pelajar menggunakan model supranatural demi kelulusan ujian. Sebagai buahnya, kebiasaan buruk ini terbawa hingga mereka menjadi pemimpin. Lihatlah, bagaimana sebagian dari anggota dewan, para politisi, para pejabat, demi agar lolos meraih jabatan atau bahkan lolos dari jeratan hukum, mereka tidak segan-segan melibatkan dunia perdukunan!  Parahnya, mereka juga memanfaatkan doa kepada Tuhan sebagai sarana jalan pintas untuk menggapai cita-cita. Tetapi di sisi lain, mereka malah melupakan mengolah intelektualnya agar mampu meemecahkan masalah dan meraih cita-cita. Mengolah akal-pikir sembari berdoa kepada Tuhan adalah satu-kesatuan. Berdoa itu penting, tetapi berusaha sambil berdoa itu jauh lebih penting!  Ketiga, perhatian terhadap pelestarian benda-benda peninggalan leluhur menjadi sangat lemah. Benda-benda tersebut kemudian tidak mendapat perhatian yang berarti. Banyak peninggalan leluhur yang rusak. Lalu musnah dimakan usia. Bahkan hilang karena dicuri. Terjadi pencurian besar-besaran atas peninggalan warisan itu. Banyak peninggalan leluhur kita yang bernilai tinggi, dicuri dan dibawa ke luar negeri.  Padahal, nilai benda-benda zaman leluhur tersebut sangat berharga. Di dalam benda-benda tersebut tersimpan data-data sejarah. Tersimpan ilmu pengetahuan leluhur di zaman dulu. Karena banyaknya pencurian, walhasil kita semakin tidak tahu masa lalu tanah ini.  Karena itu, sudah saatnya kita berani bertanya dan menggugat sejarah. Benarkah Candi Prambanan dibangun oleh sekumpulan ribuan Jin? Bagaimana pendapat Anda?  Salam Indonesia Baru! #Mr.Tan
Inilah pembodohan luar biasa. Legenda seribu Jin yang menumpulkan peradaban dan kemajuan intelektual di tiap generasi muda bangsa ini. Generasi muda Indonesia, tiba masanya berpikir kritis dan menumbuhkan tradisi riset atas sejarah yang ditinggalkan oleh para leluhurnya. Inilah bangunan yang lebih megah dan bertekhnologi tinggi melebihi gedung tinggi pencakar langit manusia modern! Mahakarya Cipta Para Leluhur!

Mengutip Soekarno melalui doktrin Jasmerah (jangan pernah melupakan sejarah!)-nya, sejarah punya peran besar yang dapat membangunkan spirit peradaban sebuah bangsa. Sejarah dapat menumbuhkan harapan. Membangkitkan kobar motivasi dan daya juang untuk tampil menjadi lebih baik.



Tetapi, sejarah juga punya peran untuk menumpulkan dan memadamkan motivasi. Bahkan berpotensi menumbuhkan kebodohan yang panjang bagi sebuah bangsa. Sehingga sebuah bangsa menjadi tidak maju-maju. Sulit melangkah dan melakukan terobosan.

Salah satunya adalah dengan adanya legenda-legenda atas peninggalan sejarah warisan leluhur. Kisah di balik berdirinya Candi Prambanan hanyalah sekian dari legenda yang punya besar mematikan potensi generasi muda untuk maju.

Dengan pemunculan fakta bahwa Candi Prambanan dibangun oleh sekumpulan Jin, yang dikisahkan secara turun-temurun, bahkan dituliskan dalam buku-buku sekolah sejak kelas Sekolah Dasar (SD), kita pun mewarisi keyakinan buruk bahwa Candi tersebut merupakan Mahakarya para makhluk halus yang berasal dari dunia antah-berantah.

Tiga Hal Buruk Hasil Pembodohan Intelektual

Apa yang terjadi kemudian? Saya menemukan beberapa fakta buruk ini akibat legenda-legenda tidak mendidik ini. Pertama, para generasi muda kemudian tidak memiliki minat untuk meneliti bagaimana sebenarnya bangunan bercita rasa tinggi tersebut dibangun. Dalam sebuah laporan yang saya baca di kompas, bicara soal penelitian, kita sangat kurang stok generasi yang suka penelitian. Jurusan yang berkaitan dengan telaah peninggalan warisan leluhur, justru sepi peminat!

Karena kita meyakini bahwa candi-candi dibuat oleh mahluk halus, kita menjadi merasa takut mengusik bangunan Candi karena takut kuwalat atau dimarahi makhluk yang menungguinya. Walhasil, kita tidak pernah tahu bagaimana candiu itu dibangun. Bagaimana mau tahu, wong mau menelitinya sudah keburu seram benar pikiran. Bagaimana mau menelitinya, wong sudah jelas dibangun oleh Jin.

Kedua, generasi muda didoktrin untuk percaya bahwa untuk menjadi manusia yang maju tidak perlu belajar tinggi-tinggi. Masih ada cara lain yang singkat, yaitu melalui proses supranatural. Jika kamu mau lulus ujian, gampang. Tinggal cari dukun sakti. Maka kamu bisa lulus dengan ilmu kesaktiannya!

Sekarang, kita dapati sangat marak para pelajar menggunakan model supranatural demi kelulusan ujian. Sebagai buahnya, kebiasaan buruk ini terbawa hingga mereka menjadi pemimpin. Lihatlah, bagaimana sebagian dari anggota dewan, para politisi, para pejabat, demi agar lolos meraih jabatan atau bahkan lolos dari jeratan hukum, mereka tidak segan-segan melibatkan dunia perdukunan!

Parahnya, mereka juga memanfaatkan doa kepada Tuhan sebagai sarana jalan pintas untuk menggapai cita-cita. Tetapi di sisi lain, mereka malah melupakan mengolah intelektualnya agar mampu meemecahkan masalah dan meraih cita-cita. Mengolah akal-pikir sembari berdoa kepada Tuhan adalah satu-kesatuan. Berdoa itu penting, tetapi berusaha sambil berdoa itu jauh lebih penting!

Ketiga, perhatian terhadap pelestarian benda-benda peninggalan leluhur menjadi sangat lemah. Benda-benda tersebut kemudian tidak mendapat perhatian yang berarti. Banyak peninggalan leluhur yang rusak. Lalu musnah dimakan usia. Bahkan hilang karena dicuri. Terjadi pencurian besar-besaran atas peninggalan warisan itu. Banyak peninggalan leluhur kita yang bernilai tinggi, dicuri dan dibawa ke luar negeri.

Padahal, nilai benda-benda zaman leluhur tersebut sangat berharga. Di dalam benda-benda tersebut tersimpan data-data sejarah. Tersimpan ilmu pengetahuan leluhur di zaman dulu. Karena banyaknya pencurian, walhasil kita semakin tidak tahu masa lalu tanah ini.

Karena itu, sudah saatnya kita berani bertanya dan menggugat sejarah. Benarkah Candi Prambanan dibangun oleh sekumpulan ribuan Jin? Bagaimana pendapat Anda?

Salam Indonesia Baru!
#Mr.Tan